NOWTOOLINE, LAMONGAN – Gelombang investasi bodong yang melanda Kabupaten Lamongan dalam tiga tahun terakhir membuat banyak masyarakat ragu melangkah di dunia investasi. Namun, di tengah keraguan itu, Singapore Bhinneka Capital (SBC) PTE. LTD hadir dengan konsep berbeda karena memiliki legalitas global, transparansi penuh, dan kendali dana sepenuhnya di tangan investor.
Kasus investasi bodong sejak tahun 2022 berbagai modus, mulai dari arisan, aplikasi berundangan, hingga kedok “Invest Yuks” telah menghantui masyarakat Kota Tahu Campur. Bulan Agustus 2025, bahkan mencatat skema arisan bodong terbaru dengan 144 korban dan kerugian mencapai Rp 20 miliar.
Di tengah iklim investasi yang penuh jebakan itu, Singapore Bhinneka Capital (SBC) PTE. LTD hadir menawarkan sistem berbeda. Jerry Pratama Tan, salah satu investor yang telah mencapai level 6 Star Investor di SBC, membeberkan poin-poin yang menurutnya membuat perusahaan ini “anti bodong”.
Legalitas dan Regulasi Internasional
SBC resmi terdaftar di Singapura di bawah Accounting and Corporate Regulatory Authority (ACRA) dengan nomor registrasi UEN (Unique Entity Number) 202517009W. Legalitas ini dapat diverifikasi publik secara online maupun melalui scan barcode.
“Perusahaan ini punya rekening resmi atas nama perusahaan, bukan pribadi. Semua aliran dana bisa dilacak,” ujar Jerry.
Transparansi Aktivitas Investasi
Berbeda dari skema abal-abal yang hanya memajang angka “palsu”, SBC memungkinkan investor memantau langsung transaksi harian, mulai dari saham apa yang dibeli, harga beli-jual, hingga persentase keuntungan. “Kami tidak menjanjikan untung besar setiap hari. Kadang 2–3%, kadang 7–10%, tergantung pasar. Realistis,” tuturnya.
Akses Dana Fleksibel
SBC tidak menggunakan sistem titip dana tanpa kendali. Setiap investor memiliki akun pribadi, dapat menarik atau menyetor modal kapan saja pada hari kerja pasar.
“Dana tidak pernah ‘dikunci’ di tangan orang lain. Investor yang pegang kontrol penuh,” katanya.
Tanpa Skema Ponzi
Bonus dan komisi di SBC dihitung dari keuntungan trading tim, bukan setoran modal anggota baru. “Kalau di investasi bodong, uang pendaftar baru diputar untuk bayar yang lama. Di sini tidak ada pola seperti itu,” ucapnya.
Pengawasan Internasional, Bukan Lokal
Banyak yang mempertanyakan mengapa SBC belum berlisensi OJK. Jerry menjelaskan, SBC berada di bawah regulasi Singapura dan diawasi oleh Monetary Authority of Singapore (MAS).
“Kalau OJK–BAPPEBTI itu ibarat SIM nasional, hanya berlaku di Indonesia. ACRA itu paspor internasional yang diakui banyak negara. Untuk target pasar global, ini jauh lebih kuat,” tuturnya.
Profesionalisme Tim Trader
Salah satu perbedaan besar SBC dengan investasi spekulatif adalah pengelolaan dana oleh tim trader profesional bersertifikat.
“Jadi, bukan tebak-tebakan. Semua transaksi berdasar analisa teknikal dan fundamental, ada target harian dan batas kerugian jelas. Histori transaksi bisa dilihat langsung setiap hari,” katanya.
Jerry menegaskan, Singapore Bhinneka Capital (SBC) PTE. LTD menawarkan alternatif investasi dengan legalitas global, transparansi penuh, dan kontrol dana di tangan investor.
“Di tengah maraknya kasus penipuan di Lamongan, konsep seperti ini bisa menjadi angin segar bagi masyarakat yang ingin berinvestasi secara aman dan terukur,” tutur Jerry, investor yang telah mencapai level 6 Star Investor di Singapore Bhinneka Capital (SBC) PTE. LTD. (*)