NOWTOOLINE, LAMONGAN – Suasana politik di Lamongan semakin memanas jelang pemilihan umum yang tinggal empat minggu lagi. Pencopotan banner bertuliskan “Wes Wayahe Ganti Bupati Lamongan 2024” yang dipasang relawan pro perubahan menjadi sorotan dan memicu kontroversi.
Petugas Trantib Satpol PP Kecamatan Lamongan Kota mencopot banner tersebut, namun tidak melakukan tindakan serupa pada banner lain yang mendukung calon petahana. Langkah ini dianggap mencederai semangat demokrasi dan menimbulkan kekecewaan mendalam di kalangan relawan.
Pada Rabu (30/10/2024), belasan relawan pro perubahan mendatangi kantor Kecamatan Lamongan untuk meminta penjelasan terkait pencopotan banner tersebut. Rudi, perwakilan relawan, mempertanyakan tindakan tersebut.
“Apa yang salah dengan banner itu? Ini adalah suara masyarakat yang menginginkan perubahan,” ujar Rudi
Banner yang dicopot berada di Perempatan Pasar Sidoharjo dan pertigaan Jl Veteran, diketahui hilang pada pagi hari setelah masih terlihat pada malam sebelumnya.
Rudi mengungkapkan, kejadian serupa sudah pernah terjadi, namun pelakunya tak kunjung teridentifikasi. “Saya menutut Kasi Trantib, Sutarto, untuk bertanggung jawab. Dan mengembalikan banner tersebut dalam waktu 24 jam atau saya akan melaporkan kasus ini ke Polres Lamongan,” ucapnya.
Sementara itu, Sutarto mengakui pencopotan banner tersebut dengan alasan rapat bersama Kepala Inspektorat dan Asisten 3 Setda Kabupaten Lamongan.
Menurutnya, banner itu melanggar Perda Tahun 2007 dan berpotensi memicu provokasi. “Ini bentuk provokasi dan melanggar Perda,” jelasnya.
Namun, setelah mendapat desakan, Sutarto berjanji akan memasang kembali banner tersebut keesokan harinya. Di sisi lain, pernyataan Sutarto bahwa tindakan pencopotan mendapat dukungan dari Panwascam juga disanggah oleh Angga Nur Rio dari Panwascam Lamongan Kota.
“Banner itu bukan alat peraga kampanye, melainkan aspirasi masyarakat yang seharusnya dihormati,” ujar Rio menanggapi banner Wes Wayahe Ganti Bupati Lamongan 2024 turunkan.
