NOWTOOLINE, LAMONGAN – Sejarah cerita rakyat masa lampau di Kabupaten Lamongan yang telah berkembang di tengah-tengah masyarakat akan menjadi modal spirit membangun Lamongan Menuju Kejayaan yang Berkeadilan.
Pitutur atau sejarah cerita rakyat yang berkembang selama beribu-ribu tahun di tengah masyarakat ini akan bisa menjadi literasi baik saat ini maupun di masa-masa mendatang.
Sehingga Pemerintah Kabupaten Lamongan (Pemkab Lamongan) akan terus mendorong budaya dan melestarikan sejarah dan situs-situs yang ada di Kota Soto.
Hal ini disampaikan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat membuka “Sarasehan Gajah Mada – Kebangkitan Nusantara dari Bumi Lamongan” di Pendopo Lokatantra, Selasa (4/7/2023).
“Matur nuwun (terima kasih) atas terselenggaranya sarasehan dalam rangka pemaparan sejarah yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Lamongan terutama Sejarah Gajah Mada di Bumi Lamongan,” kata Pak Yes.
Pak Yes mengemukakan, sejarah cerita rakyat ini akan menjadi semangat modal spiritual dirinya selama memimpin Lamongan untuk membangun Lamongan ke depannya.
“Ini sesuai dengan visi dan misi kami yang telah tertuang dalam RPJMD 2021-2026 yakni Menuju Kejayaan Lamongan yang Berkeadilan,” ujarnya.
Diungkapkanya, kata-kata Kejayaan sesungguhnya terinspirasi dari berbagai tokoh-tokoh dan peristiwa Kejayaan yang terjadi di masa-masa lampau khususnya di Lamongan.
“Kontruksi terhadap kejayaan yang telah ada di Lamongan ini sesungguhnya dari semangat Gajah Mada, Raja Airlangga dan Joko Tingkir di masa lampau. Serta masa peradaban Islam masuk di Lamongan pada masa Sunan Drajat,” tuturnya.
Kapal yang tenggelan di pantai utara Lamongan, Pak Yes menyatakan, itu memang kapal Van der Wijck bukan yang lain. Menurutnya, terbukti setelah pihak penyelam dari BPCB Jawa Timur menemukan petunjuk huruf K pada tulisan kapal tersebut.
“Bukti tersebut, sesungguhnya membuktikan tlatah Lamongan ini ada jejak-jejak kejayaan yang harus kita rekonstruksi yang kemudian dibangun kembali. Karena sesungguhnya kejayaan itu milik masyarakat Lamongan,” ucapnya.
Pemkab Lamongan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) akan terus memelihara budaya, sejarah dan berbagai adat istiadat yang telah berkembang di Kabupaten Lamongan.
“Sehingga jati diri masyarakat Kabupaten Lamongan bisa terus terjaga sampai kapanpun. Kita tidak ingin lupa akan jati diri hanya karena adanya perubahan perilaku kehidupan sosial,” ujarnya.
Pak Yes menyampaikan, sumber daya manusia dan pariwisata akan menjadi sebuah integrasi yang bisa mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat.
“Peninggalan budaya di Lamongan telah memberikan lonjakan kunjungan wisata di tahun 2022 untuk berwisata, contohnya makam Sunan Drajat. Serta maqom Dewi Andongsari atau Gunung Ratu Wilwatikta yang saat ini pengunjungnya datang menggunakan bis,” katanya.
Sebelum diselenggarakannya sarasehan, Rendi dan Maharini Kepala SDN di wilayah Kecamatan Turi Lamongan ini membacakan Pakem Cerita Rakyat “Dewi Andongsari Ibunda Mahapatih Gajah Mada”
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudaayaan Lamongan (Disparbud Lamongan) Siti Rubikah menyampaikan, sarasehan ini merupakan kerjasama pihaknya dengan Paguyuban Budaya Wilwatikta.
“Sarasehan ini mengkaji sejarah Gajah Mada di Bumi Lamongan yang hasilnya nanti akan kemudian disusun dalam bentuk pakem cerita rakyat Dewi Andongsari (Ibunda Gajah Mada),” kata Rubikah.
Sarasehan ini, Rubikah mengungkapkan, mengundang Sejarahwan-Arkeolog Universitas Negeri Malang Dwi Cahyono, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI Badan Pengelola Museum dan Cagar Budaya Wicaksono Dwi Nugroho dan Badan Pelestarian Kebudayaan wilayah XI.
“Kami juga mengundang teman komunitas sejarah budayawan dan para akademisi. Sehingga nantinya bisa menyempurnakan sekaligus memberikan rekomendasi yang terbaik guna semakin memperkuat sejarah Gajah Mada di bumi Lamongan,” tuturnya.
Seperti diketahui, bahwa salah satu karya budaya Kabupaten Lamongan yaitu perahu tradisional Ijan ijon Desa Kandangsemangkon Paciran tahun lalu telah berhasil ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
“Kami berharap Pemkab Lamongan bisa terus konsen dalam urusan pelestarian dan kemajuan dunia kebudayaan di Kabupaten Lamongan. Karena sejarah dan budaya ini telah menjadi semangat modal spirit membangun Menuju Kejayaan Lamongan yang Berkeadilan,” ucap Rubikah.