NOWTOOLINE, LAMONGAN – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terus melonjak di Kabupaten Lamongan, memaksa Fraksi PDI Perjuangan DPRD Lamongan turun langsung melakukan fogging di wilayah Kecamatan Kedungpring. Langkah ini diambil setelah muncul keluhan dari masyarakat mengenai lambannya respons Pemerintah Desa dan Dinas Kesehatan (Dinkes).
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Lamongan, Erna Sujarwati, dengan tegas menyampaikan kritik terhadap Dinkes yang dinilai kurang tanggap. “Sudah banyak warga yang melaporkan kasus DBD, bahkan ada yang dirujuk ke rumah sakit. Tapi tidak ada tindakan nyata dari Dinkes maupun pemerintah desa. Ini darurat, kami tidak bisa tinggal diam,” ujar Erna, Minggu (8/12/2024).
Di 2 (dua) Rukun Warga (RW) Desa Kedungpring tercatat 6 (enam) kasus DBD, 3 (tiga) masih dirawat di rumah, 1 (satu) di rujuk ke RS Muhammadiyah Babat, dan 2 (dua) lainya ke RSML. Karena kondisi ini, Erna mengemukakan, fraksinya berinisiatif menggelar fogging ke wilayah tersebut.
“Kami sempat ditegur karena melakukan fogging di RW 01 dan RW 2 di Desa Kedungpring karena tanpa ada pemberitahuan ke Puskesmas setempat,” katanya.
Erna meminta ke Dinkes Kabupaten Lamongan untuk tidak menunggu laporan dari Puskesmas agar penyebaran DBD tidak semakin meningkat. “Ini kan sudah musim pancaroba. Artinya pergantian musim kemarau ke musim penghujan. Jadi, saya berharap jangan tunggu laporan. Tapi harus bisa jemput bola,” ucapnya.
Erna mendesak Dinkes Lamongan untuk segera bergerak melakukan tindakan preventif dan kuratif, tanpa harus menunggu laporan resmi dari Puskesmas atau pemerintah desa. “Warga sudah berulang kali mengeluh ke pihak desa, tapi tidak digubris. Jangan sampai Dinkes baru bergerak setelah korban semakin banyak,” tegasnya.
Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Lamongan ini juga menyoroti pentingnya pencegahan di tengah musim pancaroba yang rawan peningkatan kasus DBD. Ia mengingatkan bahwa kebersihan lingkungan dan edukasi masyarakat tentang gerakan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) harus menjadi prioritas.
“Fogging saja tidak cukup. Kita perlu memastikan masyarakat memahami pentingnya memberantas sarang nyamuk, sementara pemerintah harus sigap menghadapi potensi lonjakan kasus,” tuturnya.
DBD sendiri adalah penyakit tropis yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri otot, mual, hingga ruam kulit. Dalam kasus parah, DBD bisa memicu pendarahan serius hingga kematian.
Fraksi PDI Perjuangan DPRD Lamongan berharap upaya ini menjadi peringatan bagi Dinkes dan pemerintah daerah agar lebih sigap dalam menangani krisis kesehatan di masa depan. “Keselamatan warga adalah yang utama. Jangan biarkan kondisi ini terus berlarut,” ujar Erna.