NOWTOOLINE, LAMONGAN – Gemerlap peresmian Stadion Surajaya Lamongan bulan Maret 2025 ternyata menyisakan cerita kelam. Di balik megahnya stadion ternyata menyisakan hutang ratusan juta ke pemilik warung sederhana di Jalan Pahlawan Kecamatan/Kabupaten Lamongan.
Rofiah, seorang pemilik warung tersebut yang merupakan warga Desa Kebonagung, Kecamatan Babat mengaku kalau para pekerja proyek pembangunan stadion yang dikerjakan PT Wika Bangunan Gedung meninggalkan utang di warung miliknya hingga mencapai Rp173 juta.
“Total utang untuk makan dan minum pekerja serta mandor proyek yang belum dibayar sebesar Rp173 juta,” ungkap Rofiah, Minggu (6/7/2025).
Delapan hingga sembilan bulan lamanya, warung Rofiah menjadi tumpuan para pekerja proyek stadion. Mereka makan, minum, hingga membeli rokok di tempatnya.
Namun setelah proyek rampung, utang itu justru ditinggalkan begitu saja. “Anak saya tiga, satu di antaranya yatim. Saya juga merawat ibu yang sudah tua. Untuk makan sehari-hari sekarang sangat sulit,” keluhnya dengan mata berkaca-kaca.
Rofiah terpaksa berutang ke sana-sini demi menutup kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak-anaknya. Kondisinya kian terdesak karena pendapatan dari warung nyaris habis untuk menutup bon para pekerja yang tak kunjung dilunasi.
Mandor proyek pun mengaku turut menjadi korban. Dalam surat pengaduan yang diterima Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Lamongan, mereka menyebut total kekurangan pembayaran dari PT Wika Bangunan Gedung mencapai sekitar Rp 570 juta. Uang itu mencakup bayaran tukang, bon warung, hingga pinjaman bank yang dulu diajukan mandor untuk modal pengerjaan proyek.
“Kami juga terus ditagih oleh para pekerja dan pemilik warung. Sementara pembayaran dari PT WIKA belum juga diselesaikan, padahal proyek stadion sudah selesai 100 persen,” tulis salah satu mandor dalam surat pengaduan kepada Disnaker.
Kepala Disnaker Lamongan, Mochammad Zamroni, membenarkan pihaknya telah menerima laporan tersebut. “Kami sedang mempelajari aduan yang masuk. Dalam waktu dekat, akan diupayakan audiensi dengan para pihak, termasuk mandor dan PT WIKA Gedung, agar persoalan ini jelas,” terang Zamroni.
Kisruh ini menodai kebanggaan Lamongan atas selesainya Stadion Surajaya yang digadang-gadang menjadi kebanggaan baru masyarakat. Jika tak segera dituntaskan, maka kehidupan sehari-hari Rofiah bisa tercekik dan tertindas.