NOWTOOLINE, LAMONGAN – Desa Kebet, Kecamatan Lamongan, menjadi sorotan setelah disebut-sebut masuk dalam daftar penerima Dana Tambahan Afirmasi (DTA) 2024 dari Dana Desa (DD) Kabupaten Lamongan.
Namun, fakta di lapangan justru berkata lain. Sekretaris Desa (Sekdes) Kebet, M. Rahman Fauzi, dengan tegas menyatakan bahwa desa mereka tidak menerima DTA sepeser pun.
“Desa Kebet nggak dapat Dana Tambahan Afirmasi. Wilayah Kecamatan Lamongan yang menerima DTA hanya delapan desa, di antaranya Karanglangit, Tanjung, Plosowahyu, Made, Sendangrejo, dan Kramat,” ujar Rahman saat dikonfirmasi.
Pernyataan ini jelas bertolak belakang dengan informasi yang beredar bahwa Desa Kebet termasuk dalam 88 desa penerima DTA di Lamongan. Lantas, apakah ada kesalahan administrasi ? Atau justru anggaran misterius yang belum jelas alokasinya ?
Dana Miliaran, Tapi Desa Kebet Akui Tak Kebagian
DTA merupakan alokasi khusus yang diberikan kepada desa-desa tertinggal, sangat tertinggal, atau yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi. Dana ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 146 Tahun 2023 dan wajib digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membangun infrastruktur dasar, serta mengentaskan kemiskinan.
Sesuai data yang berhasil dihimpun awak media melalui aplikasi Jaga Desa total pagu Dana Desa (DD) Kebet tahun 2024 meningkat drastis dari Rp 775,102 juta menjadi Rp 919,618 juta setelah ditambah DTA sebesar Rp 144,516 juta. Namun, mengapa Sekdes Kebet justru mengakui tidak menerima dana tersebut?
Apakah ada faktor lain yang membuat nama Desa Kebet sempat tercatat, tetapi realisasinya nihil? Ataukah ada kendala dalam distribusi anggaran yang membuat sebagian desa kehilangan haknya?
Transparansi Pengelolaan Dana Jadi Pertanyaan
Seperti diketahui, penggunaan DTA (Dana Tambahan Afirmasi) harus dipertanggungjawabkan melalui Sistem Informasi Keuangan Desa (Siskeudes) dan diawasi oleh pemerintah pusat, daerah, serta masyarakat melalui Musyawarah Desa (Musdes). Namun, jika sejak awal dana ini tidak diterima, maka pertanyaannya ke mana sebenarnya dana tersebut dialokasikan ?