NOWTOOLINE, LAMONGAN – Atas kegigihan petani tembakau yang tinggi di Kabupaten Lamongan dan tetap semangat dalam turut serta menggerakkan perekonomian ditengah pandemi. Sudah selayaknya, produktivitas petani tembakau mendapatkan support berupa asuransi pertanian hingga perbaikan infrastruktur jalan.
Meski berada ditengah pandemi Covid-19, pertanian di Kabupaten Lamongan tergolong produktif. Tidak hanya dikenal sebagai lumbung pangan nomor satu di Jawa Timur. Tapi produktivitas para petani tersebut menjadikan Kota Soto sebagai penghasil tembakau dan masuk dalam jajaran 5 besar di Jawa Timur.
Hal ini disampaikan, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi usai memetik daun tembakau saat panen raya di Dusun Torongglonggong, Desa Sumberagung, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan.
“Kita akan berupaya untuk memberikan solusi-solusi yang terbaik. Seperti mengusahakan adanya asuransi sebagai antisipasi apabila terjadi gagal panen. Termasuk jalan juga diprioritaskan,” tutur Pak Yes, Sabtu (2/10/2021).
Tak hanya ikut memetik daun tembakau, Pak Yes sapaan Yuhronur Efendi juga turut serta langsung merajang tembakau menggunakan alat rajang modern. Serta menyaksikan proses penjemuran hasil rajangan diatas anyaman bambu yang mayoritas dilakukan oleh kaum perempuan.
“Mereka akan membalik hasil rajangan apabila lapisan atas sudah cukup kering. Sehingga rajangan tembakau kering sempurna selama 1-2 hari,” kata Pak Yes dari yang disampaikan salah satu petani tembakau.
Kemudian, lanjut Pak Yes, pada malam harinya rajangan yang sudah kering tersebut diembunkan untuk memperoleh warna kuning keemasan dan aroma yang berkualitas. “Nah, setelah itu tembakau sudah siap dijual,” ucapnya.
Untuk diketahui, bahwa di Desa Sumberagung sendiri bisa melakukan panen atau petik daun tembakau seluas 118 hektare, dengan jenis tembakau virginia. Sampai hari ini luas panen tembakau di Kabupaten Lamongan telah mencapa 4.584 ha dengan produksi 5.489 ton.
Untuk harga komoditas tembakau rata-rata mencapai harga Rp. 20.000 s/d 25.000/kg rajangan kering. Sementara untuk pemasaran paling besar ke HM Sampoerna dan PT Sadhana.
Senada dengan yang disampaikan Pak Yes, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Lamongan Sukriyah menuturkan bahwa pihaknya akan melakukan langkah mitigasi risiko budidaya tembakau bagi petani.
“Kami berusaha untuk memberi yang terbaik. Seperti asuransi dan subsidi harga. Namun terlebih dahulu akan dilakukan survey ke lapangan. Kedepannya, pada tahun 2022 kami telah menganggarkan dari sumber Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk digunakan dana asuransi petani dan subsidi harga,” ujar Sukriyah.