NOWTOOLINE, LAMONGAN – Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan (Disdik Lamongan) Moh. Nalikan menyatakan, lembaga sekolah di Lamongan berencana melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan nama PTM TerASIK. Namun, katanya, PTM TerASIK baru akan dilaksanakan jika sudah ada ijin dan rekomendasi dari Tim Satgas Covid-19 Kabupaten/Kecamatan.
Untuk diketahui, sesuai SKB 4 Menteri bahwa tahun ajaran baru 2021-2022 yang jatuh pada bulan Juli ini, sekolah diberikan opsi untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas untuk menghindari dampak-dampak negatif berkelanjutan pada peserta didik.
“Kalau masih berada di zona orange (jingga), PJJ secara online akan diterapkan. PTM TerASIK akan dilaksanakan kalau sudah ada rekomendasi dari Tim Gugus Covid-19 Kabupaten dan Kecamatan,” ujar Moh. Nalikan, Senin (28/06/2021).
PTM TerASIK, jelas Nalikan sapaan Moh. Nalikan, singkatan dari Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Aman Fleksibel Inovatif Kreatif. Aman, artinya kesehatan dan keselamatan siswa, guru dan tenaga pendidikan adalah prioritas utama.
“Aman tempat pembelajarannya karena sudah melaksanakan protokol kesehatan (prokes) sesuai Sekolah Tangguh Semeru dengan jumlah siswa terbatas,” katanya.
Fleksibel, lanjut Nalikan, artinya dalam melaksanakan PTM tetap harus mengikuti aturan pada PPKM Mikro. Menurutnya, zonasi tetap menjadi acuannya sehingga tidak harus PTM penuh bila tidak memungkinkan.
“Dalam menyikapi pandemi ini seluruh guru dan sekolah juga harus memiliki inovasi dengan menguatkan literasi misalnya, penguatan Gerakan Lamongan Membaca Sehari Satu Buku (Gelamsesaku),” tuturnya.
PTM Terbatas yang rencananya dilaksanakan bulan Juli ini, ungkap Nalikan, masih menimbulkan kesimpangsiuran terlebih di Kabupaten Lamongan. Menurutnya, guru harus bisa kreatif menggunakan berbagai media dan konten pembelajaran digital dalam pembelajaran sehingga layanan sekolah sudah proses digitalisasi.
“Jadi PTM dilaksanakan tidak dalam suasana yang menjemukan tapi bisa menyenangkan baik bagi siswa maupun pendidik. Insya Allah Lamongan bisa melaksanakannya karena sudah pernah melakukan simulasi PTM hampir 6 bulan yang lalu,” akunya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lamongan, dr Eko Wahyuhono menyebut, pelaksanaan PTM harus di kaji ulang seiring penyebaran Covid-19 di Lamongan yang terus melonjak.
“Dalam waktu dekat akan dikeluarkan himbauan oleh IDI pusat terkait pelaksanaan PTM Terbatas, kami meminta untuk mempertimbangkan kembali PTM di Kabupaten Lamongan,” ungkap dr Eko Wahyuhono.
Eko sapaan dr Eko Wahyuhono menguraikan, meski seluruh tenaga pengajar telah mendapat jatah vaksin. Namun, potensi penularan kepada anak didik tetap harus di waspadai.
“Para peserta didik kan tidak mendapat vaksin lantaran masih dibawah 18 tahun. Itu karena imun mereka diketahui lebih kebal, namun tetap harus di waspadai,” ujar Ketua IDI Lamongan menanggapi rencana lembaga sekolah di Lamongan melaksanakan PTM dengan nama PTM TerASIK. ()