NOWTOOLINE, LAMONGAN – Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan (MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan) pertama kalinya melaksanakan uji publik bagi siswa kelas 6 dalam pembelajaran program BCP (Bilingual Class Program).
Uji publik yang diikuti puluhan siswa kelas 6 (enam) ini dikemas dalam acara Student Final Project Sixth Grade BCP. Kegiatan ini juga dihadiri Wali Murid siswa yang mengikuti program BCP yang terdiri dari 5 kelompok tiap ruangan.
Kepala MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan Muchayum mengatakan, semula program BCP ini dilaksanakan pada semua jenjang. Namun, setelah dilakukan evaluasi ternyata tidak semua siswa-siswi mampu.
“Kelas BCP ini hanya 2 ruang kelas saja dan tidak semua jenjang di MI kita. Jadi kelas BCP ini mulai jenjang kelas 2 hingga 6. Dan hari ini, siswa kelas 6 final project BCP yang perdana kita laksanakan,” kata Muchayum, Ssbtu (10/6/2023).
MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan, mulai jenjang kelas 2 memiliki kelas reguler dan BCP. BCP ini merupakan kelas kompetensi yang dimiliki MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan.
“Namanya juga bilingual jadi tidak keseluruhan memakai Bahasa Inggris. Jadi kita masih menerapkan dua bahasa untuk pembelajarannya setiap harinya,” ujarnya.
Untuk prosentasenya, Muchayum menjelaskan, 70 persen siswa menerapkan bahasa Inggris sedangkan sisanya masih tetap berbahasa Indonesia. Menurutnya, dalam kelas BCP, pihaknya hanya di mata pelajaran (mapel) Matematika dan Science saja yang memakai bahasa Inggris.
“Karena bahasa Indonesia hanya sebagai bahasa pengantar untuk menanamkan konsepnya. Setelah konsep sudah tertanam. Baru bahasa Inggris kita matangkan, melalui mapel math dan science,” tuturnya.
Selain itu, Muchayum mengemukakan, untuk setiap hari siswa MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan yang mengikuti kelas BCP juga harus berbahasa Inggris ketika melaksanakan kegiataan yang bersifat habbit (kebiasaan).
“Jadi paling tidak siswa mulai dari meminta izin ke kamar mandi itu sudah menggunakan bahasa yang sudah kita tentukan. Memang awalnya belepotan, tapi setelah terbiasa akhirnya ya terlaksana dengan baik dan lancar,” ucapnya.
Dalam penampilannya tadi, siswa-siswi kelas 6 Mi Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan juga menunjukkan kepiawaian menggabungkan bahasa arab dan bahasa Inggris. “Mereka juga kita ajari mengambil literasi dari Al Qur’an dan Hadist sebagai penguat untuk memperoleh science dan math.
Ke depan, Muchayum berharap, Student Final Project BCP tidak hanya dijalankan pada jenjang kelas 6 saja tapi setiap akan kenaikan kelas. “Kita berharap final program ini akan dijalankan setiap menjelang kenaikan kelas atau level seperti dadi kelas 2 ke kelas 3,” katanya.
Tak hanya BCP dengan bahasa Inggris saja, Muchayum mengungkapkan, oramg tua Wali Murid juga menghendaki bahasa arabnya juga. “Ya, tentunya ini akan menjadi tangangan bagi kita. Dan kita harus bismillah. Karena preparenya juga tidak mudah,” ujarnya.
Dalam kelas BCP, setiap siswa akan berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional. “Jadi melalui dua mapel dan habbit berbahasa Inggris bisa membekali siswa dikemudian hari. Karena kita juga berharap program ini jangan sampai hilang,” ucapnya.
Sementara itu, Nahla Chumaira Putri Aghna, siswa kelas 6 MI Ma’arif Sunan Drajat Lamongan yang telah tahun 2023 mengaku mengalami kesulitan masih pertama kali di kelas 2. Karena, menurutnya, belum terbiasa.
“Alhamdulillah, lama-lama akhirnya bisa terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa inggris. Kedepan ilmu yang saya peroleh ini bisa menjadi bekal di SMP Thursina Internasional Islamic Boarding School Malang,” kata Nahla anak dari Ketua DPRD Lamongan Abdul Ghofur.
Di kesempatan yang sama, orang tua Wali Murid Nahla Chumaira Putri Aghna, Zuni Fitriyah Ghofur mengucapkan terima kasih kepada ustadz, ustadzah, asatidz MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan yang telah mendidik anaknya melalui kelas Bilingual Class Program (BCP).
“Nahla mengikuti program ini mulai dari kelas 2. Awalnya itu kita sebagai orang tua diberikan pilihan apakah mengikuti program reguler atau program BCP. Setelah mengikuti percobaan sampai dengan kelas 4, ternyata Nahla benar-benar mampu, lancar dan lulus sampai sekarang,” tutur Zuni.
Zuni menyampaian, program kelas BCP ini memang pilihan. Jadi, menurutnya, orang tua memang sebelumnya hanya diberikan pilihan masuk kelas reguler atau BCP.
Meski demikian, menurutnya, siswa MI Ma’arif Sunan Drajat Lamongan tidak meninggalkan adat ketimuran dan sopan santun terhadap orang tua.
“Alhamdulillah, Nahla masih bisa berbahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Membanggakan lagi setelah lulus, Nahla akan melanjutkan sekolah ke SMP Thursina Internasional Islamic Boarding School Malang. Semoga Nahla, bisa memperoleh ilmu yang berkah manfaat dunia dan akhirat,” ucap Zuni, menanggapi kelas program Bilingual Class Program di MI Ma’arif NU Sunan Drajat.