Klarifikasi Video Viral, MAN 1 Lamongan: Evaluasi dan Solusi bagi Siswa yang Tidak Eligible SNBP

Kepala MAN 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah memberikan klarifikasi terkait video viral kepada awak media, Selasa (4/2/2025), Foto : Singgih Susanto)

NOWTOOLINE, LAMONGAN – Madrasah Aliyah Negeri 1 Lamongan (MAN 1 Lamongan) menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan setelah munculnya video viral terkait Wakil Kepala Kurikulum yang menggebrak meja di hadapan siswa.

Kepala MAN 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah, memastikan bahwa kejadian tersebut telah menjadi bahan evaluasi dan mendorong perbaikan dalam sistem pendidikan madrasah.

Dalam konferensi pers, Selasa (4/2/2025), Endah menyampaikan bahwa pihak madrasah menyesalkan kejadian tersebut dan telah melakukan evaluasi menyeluruh.

“Kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pihak MAN 1 Lamongan agar kami bisa lebih baik dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas,” ujarnya.

Menurut Endah, insiden tersebut dipicu oleh permasalahan teknis dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), di mana 22 siswa tidak masuk daftar eligible karena nilai mereka tidak terbaca dalam sistem e-Rapor.

Namun, ia menegaskan bahwa siswa tetap memiliki peluang masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur lain seperti SNBP, SPAN PTKIN, dan jalur mandiri.

“Kami memahami kekecewaan siswa, tetapi ini bukan akhir dari segalanya. Masih ada banyak peluang lain yang bisa mereka tempuh,” jelasnya.

Solusi dan Harapan Baru

Sebagai langkah penyelesaian, pihak madrasah telah melakukan klarifikasi dengan semua pihak terkait dan melaporkan hasilnya ke pimpinan. Selain itu, ada harapan baru bagi siswa yang terdampak, yaitu peluang untuk melakukan pendaftaran kembali.

“Kami mohon doa dari semua pihak agar proses ini berjalan lancar. Jika bisa memilih jalur manual, kami akan memastikan data diisi ulang dengan benar,” tambah Endah.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa jalur manual memiliki kuota terbatas, hanya 40% dibandingkan jalur e-Rapor yang mencapai 45%. Oleh karena itu, siswa tetap harus bersaing secara nasional sesuai dengan pilihan kampusnya.

“Masyarakat perlu memahami bahwa status eligible tidak menjamin masuk PTN, melainkan hanya memberi hak untuk mendaftar,” jelasnya.

Komunikasi dengan Wali Murid

Sebagai bentuk tanggung jawab, MAN 1 Lamongan telah berkomunikasi dengan wali murid untuk memberikan pemahaman yang jelas terkait permasalahan ini.

“Alhamdulillah, kami sudah mencapai kesepahaman. Semua pihak, baik wali murid, siswa, maupun sekolah, berkomitmen untuk saling memperbaiki dan mengevaluasi demi kebaikan bersama,” tutur Endah.

Melalui klarifikasi ini, MAN 1 Lamongan berharap masyarakat dapat memahami situasi dengan objektif. Ke depan, pihak sekolah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan akademik dan administrasi guna mendukung prestasi siswa secara maksimal.