NOWTOOLINE, TUBAN – Ronggolawe Press Solidarity (RPS) Tuban berkerjasama dengan PLN Nusantara Power, Kemenag, Dinas Pendidikan SMA/SMK Jatim Cabang Tuban, PT. PRPP dan PT. TPPI menggelar kegiatan pendidikan literasi informasi dan konten digital di SMK Mambail Futuh, Jenu, Selasa (22/11/2022).
Kegiatan ini diberikan agar pelajar di Kabupaten Tuhan memiliki kemampuan literasi informasi pasca pandemi Covid-19 dan di tengah derasnya arus informasi.
Manfaat literasi informasi untuk pelajar adalah pelajar dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses belajar mengajar.
Sehingga siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki.
Tak hanya melibatkan siswa dari sekolah setempat, panitia penyelenggara juga mengundang belasan siswa lain dari dua sekolah yang berada di Kecamatan Jenu. Dengan total peserta 30 siswa.
Acara yang dibuka langsung oleh Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Tuban, Umi Kulsum itu dihadiri Ketua RPS Tuban, Khoirul Huda, Kepala SMK Mambail Futuh Jenu, serta tim dari PLN Nusantara Power.
Dalam sambutannya, Kepala SMK Mambail Futuh, Moh. Maghfur Arifin S. Hum mengatakan, saat ini semua orang dapat menjadi pewarta. Seorang pewarna pada prinsipnya memberitakan atau menginformasikan ke orang lain informasi.
“Sebuah peristiwa bisa difoto dan disampaikan di media sosial. Dalam kegiatan ini, peserta akan diajarkan bagaimana cara menjadi pewarta yang baik. Tidak hanya bentuk gambar, juga dalam bentuk digital. Seperti di SMK Mambail Futuh, semuanya serba digital,” ujar Moh. Maghfur, Selasa (22/11/2022).
Setelah mengikuti kegiatan RPS, Kasek berharap para peserta dapat membuat portal berita. Masih luasnya ruang di sosial media yang belum dioptimalkan, menjadi tantangan pelajar untuk berlomba membuat konten yang positif dan mencerdaskan.
“Khusus anak SMK Mambail Futuh yang kompeten di IT, harus segera membuat rencana publikasi sekolah. RPS hari ini memberi ilmu dan harapannya mengawal dan mendampingi selama 6-7 bulan sampai siswa SMK mumpuni,” jelasnya.
Selanjutnya, saat ini pelajar harus rajin membaca buku. Kosakata yang banyak akan membuat berita istimewa dan menarik untuk dibaca. Jangan menyajikan berita hoaks, karena dampaknya buruk untuk publik.
Disambung Ketua RPS, Khoirul Huda bahwa fungsi dari wartawan diantaranya melakukan edukasi. Selain mengontrol juga memberi hiburan untuk publik. Oleh karena itu, RPS ingin mengajak peserta untuk mau menjadi generasi wartawan.
Huda sapaan akrabnya, menegaskan bahwa dalam membuat berita hal penting yaitu memiliki dasar. Melalui kegiatan ini, peserta diminta untuk mengoptimalkan kesempatan untuk sharing dengan para pemateri.
Fenomena di sosial media juga menjadi perhatian RPS. Sebab, banyak ujaran yang kurang baik sering terlontar di dunia digital. RPS tidak ingin, para pengguna sosial media khususnya pelajar, karena ketidaktahuannya justru terjerumus dan terjerat ke UU ITE.
“Profesi wartawan itu mulia, sebab semuanya diberikan untuk publik. Selain media yang terverifikasi, wartawan di RPS juga telah lulus uji kompetensi,” tegasnya.
Saat ini, para netizen belum mampu membedakan produk pers dan media sosial. Potongan informasi yang disampaikan di sosial media itu baru sebatas info awal. Pesan penyelenggara, ikutilah pelatihan ini dengan serius dan sungguh-sungguh.
“Ayo belajar bersama-sama agar kemampuan literasi informasi pelajar SMK meningkat,” bebernya.
Kegiatan RPS Tuban itu diapresiasi oleh Umi Kulsum. Kemenag mengakui belum menyentuh hingga literasi informasi ke madrasah, dan berterimakasih kepada RPS karena telah mengawalinya.
“Ke depan Kemenag bisa kolaborasi dengan RPS Tuban dalam literasi informasi madrasah. Tuban memiliki 5.000 guru lebih madrasah yang harus dilatih membuat konten yang menarik untuk menunjang pembelajaran yang produktif,” imbuh Umi.
Pelatihan atau Pendidikan Literasi Informasi kali ini menghadirkan beberapa narasumber handal di bidangnya. Seperti, Eddy Purnomo menyampaikan materi literasi informasi, Teguh Budi Utomo menyampaikan materi jurnalistik, Arief Wibowo mengupas materi foto, dan Khusni Mubarok membedah materi video.