NOWTOOLINE, LAMONGAN – Program pertukaran pelajar internasional terus menunjukkan hasil yang positif di Indonesia. Salah satu contohnya adalah MAN 1 Lamongan yang telah sukses menjalin kerja sama dengan sekolah di Jepang.
Selama beberapa tahun terakhir, program ini telah memfasilitasi pertukaran siswa antara kedua negara, memberikan kesempatan bagi para siswa untuk belajar budaya, bahasa, dan memperluas wawasan global.
Kali ini, MAN 1 Lamongan telah menerima 5 (lima) pelajar dari negara Sakura. Dan selama beberapa hari kedepan kelima pelajar dari sekolah berbeda tersebut akan berbaur dengan pelajar MAN 1 Lamongan.
Kepala MAN 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah, mengungkapkan bahwa program pertukaran pelajar ini telah berjalan selama dua tahun dan akan terus berlanjut.
Karena jargon yang dimiliki MAN 1 Lamongan adalah “Multitalen Siap Mendunia” yang selaras dengan jargon dari Kementerian Agama yakni “Maju, Bermutu dan Mendunia”.
“Insya Allah, pada bulan Desember 2024, akan kembali mengirimkan siswa kami ke Jepang tanpa biaya. Harapan kami kedepan, anak-anak mampu bersaing di dunia internasional,” ucap Endah.
Menurut Endah, program ini tidak hanya sekedar pertukaran pelajar, namun lebih pada pertukaran budaya dan bahasa. Kelima pelajar akan belajar tentang budaya (culture), bahasa (language) dan agama Islam (moslem).
Sebaliknya, Endah menyampaikan, siswa MAN 1 Lamongan akan belajar tentang budaya Jepang dan bahasa Jepang. “Kami ingin menunjukkan kepada siswa Jepang bahwa Islam adalah agama yang ramah dan toleran,” katanya.
Program pertukaran pelajar ini, Endah mengemukakan, bisa memberikan dampak yang sangat positif bagi siswa MAN 1 Lamongan. Salah satunya adalah meningkatnya kepercayaan diri siswa dalam menggunakan bahasa asing.
“Dengan berinteraksi langsung dengan siswa Jepang, siswa kami termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka,” tuturnya.
Meskipun program ini berjalan dengan lancar, namun ada beberapa tantangan yang dihadapi, terutama dalam hal bahasa. “Namun, dengan adanya teknologi seperti Google Translate, kendala ini dapat diatasi,” ucap Endah.
Sebenarnya MAN 1 Lamongan beberapa kali mengajak siswa-siswi ke tempat yang banyak wisatawan asing (turis), Endah menyatakan, justru tidak bisa maksimal.
“Dengan adanya pertukaran pelajar ini, siswa kami bisa lebih intens berbahasa asing. Karena mereka ketemunya bisa setiap hari. Jadi saya rasa pertukaran pelajar ini bisa memicu keberanian pelajar dalam berbahasa asing,” ujarnya.
Sementara itu, Yuka Takahasi, pendamping pertukaran pelajar Jepang dari JANLink, sangat mengapresiasi sambutan hangat dari MAN 1 Lamongan. “Kami sangat senang bisa berada di sini dan belajar banyak tentang Indonesia dan Lamongan,” ujar Yuka.
Karena, menurut Yuka, sambutan dari siswa, guru dan semua pihak MAN 1 Lamongan luar biasa. “Bahkan saya sendiri sampai ingin menangis atas sambutan mereka,” ucapnya.
Yuka menyampaikan, selama seminggu kedepan kelima pelajarnya akan belajar banyak tentang Indonesia dan terutama Kabupaten Lamongan. “Tak hanya itu, mereka juga bisa berbagi tentang Jepang,” kataYuka yang mengaku sudah menikmati Soto Ayam Lamongan sebelum ke MAN 1 Lamongan.