News  

Gandeng BPCB Jatim, Disparbud Lamongan Konservasi Benda Koleksi Museum Sunan Drajat

Benda koleksi bersejarah yang tersimpan di Museum Sunan Drajat Paciran dikonservasi Disparbud Lamongan dengan menggandeng BPCB Jatim, (Foto : Dokumen for NowTOOLine)

NowTOOLine, LAMONGAN –  Untuk melakukan konservasi benda-benda koleksi bersejarah yang tersimpan di Museum Sunan Drajat Paciran Lamongan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan menggandeng menggandeng Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan Mifta Alamudin mengatakan, dilakukannya konservasi itu dengan tujuan untuk tetap menjaga kelestarian benda cagar budaya di Lamongan.

“Ratusan benda bersejarah mayoritas peninggalan Sunan Drajat. Nah, konservasi ini kita lakukan sejak akhir April 2021 sebagai upaya penyelamatan koleksi museum yang rutin kita lakukan tiap tahun,” kata Miftah Alamudin, Jumat (23/7/2021).

Udin sapaan Mifta Alamudin menjelaskan, selama ini metode perawatan benda benda koleksi Museum Sunan Drajat sudah dilakukan secara manual oleh penjaga museum. Oleh karena itu, ungkap Udin, sejak tiga tahun terakhir pihaknya bekerja sama dengan BPCB Jawa Timur.

“Kita yakini metode konservasi yang digunakan oleh BPCB telah memenuhi kaidah perawatan benda cagar budaya. Dan tidak tertutup kemungkinan jumlah koleksi museum juga bisa bertambah,” ujar Udin.

Secara terpisah, Arkeolog BPCB Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho menuturkan, dari ratusan koleksi peninggalan benda bersejarah di Museum Sunan Drajat mayoritas memang banyak dari keramik. Tapi, menurutnya, pihak juga fokus terhadap benda bersejarah dari kayu.

“Kita konsentrasi untuk koleksi benda museum yang dari bahan kayu atau organik karena mudah lapuk akibat serangan hewan (rengat). Untuk itulah kenapa kemarin banyak menyita waktu yang kita punya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Wicak juga membeberkan, untuk bahan yang dipakai menggunakan bahan ramah lingkungan karena obyek benda bersejarah tersebut dari bahan kayu.

“Kalau kita menggunakan bahan kimia pasti menimbulkan dampak yang bisa merusak dari obyek tersebut. Misalnya timbul bercak putih yang muncul dalam jangkah panjang,” ucapnya.

Secara spesifik, Wicak mengungkapkan, media yang digunakan dalam konservasi adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan direndam dengan air selama 24 jam sampai keluar zat yang dibutuhkan.

“Benda koleksi tersebut kita rendam dan didiamkan minimal 1 jam. Hingga benar-benar meresap ke dalam benda koleksi dari bahan kayu agar ngenggat bisa keluar dengan sendirinya,” tuturnya.

Untuk benda cagar budaya dari batu, aku Wicak, pihaknya menggunakan buah pace atau mengkudu. “Sedangkan benda dari logam menggunakan jeruk nipis seperti lazimnya masyarakat menjamasi sebuah benda yang terbuat dari pusaka,” katanya.

Pasca enam bulan konservasi, Wicak menyampaikan, akan memeriksa ulang apakah bisa efektif atau tidak. “Kalau pun tidak efektif harus kita ulangi meskipun itu sudah diluar program” ucapnya.

Wicaksono menambahkan, pihaknya juga membuat katalog benda koleksi museum Sunan Drajat. “Ini dengan tujuan untuk mempermudah pengunjung dan inventarisasi benda koleksi di Museum Sunan Drajat,” ujar Arkeolog BPCB Jawa Timur saat mengkonservasi Konservasi benda koleksi Museum Sunan Drajat. ()