SD Plus At-Taqwa Brondong Terpilih Ikuti Program Sekolah Pelopor Kurikulum Merdeka

Ketua Yayasan At Taqwa Brondong Drs Darwoto, MM didampingi Direktur LP3A Himmatul Farihah, S.Pd.I., M.Pd saat membuka Workshop Pembelajaran Diferensiasi dan Asesmen Pembelajaran, Senin (10/10/2022), Foto : Arianda)

NOWTOOLINE, LAMONGAN – SD Plus At-Taqwa Brondong Lamongan terpilih menjadi satu-satunya lembaga pendidikan jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Lamongan yang mengikuti program Sekolah Pelopor Kurikulum Merdeka.

Selain SD Plus At-Taqwa Brondong Lamongan, terdapat 2 (dua) kabupaten di Jawa Timur yang terpilih mengikuti program sekolah Pelopor Kurikulum Merdeka yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Magetan.

Sekolah yang terletak di Jalan Tapak Siring Geneng Indah Brondong ini dipilih mengikuti program tersebut oleh Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Surabaya bekerjasama dengan KPI.

Hal ini disampaikan Ketua Yayasan At-Taqwa Brondong Lamongan Darwoto saat membuka Workshop Pembelajaran Diferensiasi dan Asesmen Pembelajaran, Senin (10/10/2022).

“Selamat kepada SD Plus At Taqwa Brondong karena terpilih mengikuti program Sekolah Pelopor Kurikulum Merdeka,” kata Darwoto.

Dari program tersebut, Darwoto berharap, SD Plus At-Taqwa dapat memberikan imbas implementasi kurikulum merdeka di sekolah sekitarnya.

“Ini sesuai dengan amanah yang terdapat dalam Surat Perjanjian Kerjasama antara Yayasan At-Taqwa Brondong dengan pihak YDSF Surabaya dan KPI,” ucapnya.

Sebagai lembaga yang memfasiltasi pelatihan dan pendampingan program, YDSF Surabaya dan KPI diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan SD Plus At-Taqwa Brondong.

Selain Workshop pembelajaran diferensiasi dan asesmen pembelajaran, ada beberapa lingkup kegiatan yang dilaksankan selama 3 hari mulai tanggal 10 – 12 Oktober 2022.

“Kegiatannya meliputi School Review Online, Asesmen diagnostic siswa, pendampingan pembelajaran, workshop asesmen diagnostic siswa dan project best learning dan Online service class,” katanya.

Pogram Sekolah Pelopor Kurikulum Merdeka, diungkapkan Darwoto, dilaksanakan mulai bulan September hingga Desember 2022. “Saat ini hanya guru saja yang mengikuti program ini, yakni sebanyak 18 orang,” ujarnya.

Kurikulum Merdeka, ditambahkan Darwoto, merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dan lebih optimal. Sehingga siswa nantinya bisa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

“Saya yakin dengan kurikulum ini, akan menjadi jawaban untuk mengatasi proses penurunan dan kesenjangan pembelajaran pasca pandemi,” ujarnya.

Untuk guru, lanjutnya, dalam proses pembelajaran lebih memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar. Sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat siswa.

“Saya harap guru dan murid nantinya tidak lagi terbelenggu pada nilai. Sebagai gantinya, guru diberi keleluasaan dalam menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran pada peserta didik,” ucap Darwoto, Ketua Yayasan yang menaungi SD Plus At-Taqwa Brondong Lamongan.