Daerah  

Wisudawan Universitas Bilfath Lamongan Ditantang Mampu Hadapi New Normal Society

Rektor Universitas Bilfath Lamongan Kholid Novianto saat mewisuda salah mahasiswanya di Tanjung Kodok Beach Resort Paciran Lamongan, (Foto : Humas Universitas Bilfath Lamongan)

NOWTOOLINE, LAMONGAN – Para wisudawan Universitas Bilfath Lamongan mampu menghadapi tantangan New Normal Society, yakni terjadinya perubahan masyarakat pasca pandemi yang berkepanjangan.

Tantangan bagi lulusan pertama ini, karena memiliki karakter santri dan kompeten. Ini selaras dengan kondisi dan lingkungan kampus yang ada di Pondok Pesantren Al-Fattah Siman.

Untuk diketahui bahwa, Universitas Bilfath Lamongan ini didirikan oleh Almagfurlah KH Abdul Majid Fattah sejak 2016 selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fattah Siman Lamongan.

Dan perguruan tinggi ini telah terakreditasi dengan nilai Baik. Yang memiliki sejumlah program, meliputi Pondok Pesantren Mahasiswa, Riset Terapan dan Matrikulasi Bahasa Inggris dan Arab.

Dengan program unggulan, mahasiswa akan memiliki sejumlah kompetensi, di antaranya bernalar kritis, inovatif, berkompeten sesuai prodi dan literasi digital, serta berahlakul karimah.

Hal ini diungkapkan Rektor Universitas Bilfath Lamongan Kholid Novianto saat mewisuda 104 mahasiswa Universitas Billfath Lamongan, pada Sabtu (22/1/2022) malam kemarin, di Tanjung Kodok Beach Resort Paciran, Lamongan.

“New normal society menjadi tatanan baru di mana peran teknologi informasi dan komunikasi cukup dominan. Ke depan, penetrasi teknologi informasi ini akan semakin mewarnai lini kehidupan. Oleh karenanya, wisudawan harus meningkatkan kompetensi sembari memperkuat keimanan dan ketaqwaannya,” ujar Kholid.

Turut hadir dalam wisuda ini di antaranya, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf, Ketua Yayasan Al-Fattah, Roni S Syakroni  dan Guru Besar Universitas Brawijaya Malang Qomariyatus Sholihah.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Brawijaya dan Konsultan K3 Umum, Qomariyatus Sholihah menuturkan, saat ini ilmu pengetahuan menjadi investasi modal penting dan faktor determinan dalam proses produksi. Bahkan, teknologi komunikasi dan informasi berperan dominan mendukung aktivitas bisnis dan perdagangan global.

“Perguruan tinggi berperan strategis dalam konteks pembangunan kapasitas dan peningkatan keahlian, kompetensi profesional, dan kemahiran teknikal,” kata Qomariyatus.

Diungkapkan Qomariyatus, pesantren Al-Fattah Siman dengan segala kekhasan yang ada di dalamnya telah sukses menggelar pendidikan bagi pembinaan karakter bagi santri-santrinya.

“Maksimalnya pembinaan karakter pada santri di pesantren ini disebabkan berbagai faktor, yakni karena peran kyai dan penyusunan kurikulumnya,” ucapnya.

Peraih Muri Profesor wanita termuda berusia 36 tahun ini mengatakan, kyai memiliki peran komplek, sebagai ulama, tokoh teladan, pendidik, orang tua, penghubung masyarakat, pengelola pesantren, sekaligus manajer.

“Kedua, ditunjang penyusunan kurikulum yang berorientasi pada karakter santri. Mulai dari penyusunan struktur dan isi materi yang mengintegrasikan pengetahuan kedinasan dan keislaman, bimbingan dan pengawasan sikap dan karakter santri, serta penyelenggaraan kegiatan santri sebagai media pembinaan karakter santri,” katanya.

Sementara itu secara virtual, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berharap, para wisudawan Universitas Bilfath Lamongan memiliki karakter life long learn atau tak pernah berhenti belajar meski telah mengantongi ijazah.

“Karena ilmu terus berkembang, teknologi juga terus berkembang, maka mencari ilmu pengetahuan menjadi keniscayaan bagi para insan akademis,” ujar Emil.

Pendidikan merupakan ekosistem yang penting dari kehidupan. Emil menyebutkan, New normal Society ini telah mengakibatkan disrupsi di beberapa bidang, mulai dari lapangan pekerjaan, pendidikan, hingga kesehatan dan lainya. Lebih lanjut, tutur Emil, untuk itu mahasiswa harus serius dalam mengasah daya nalar dan intelektualnya selama kuliah.

“Karena dunia kampus juga telah menempa kita untuk bisa memiliki kepedulian sosial dan berorganisasi seperti yang tertuang dalam Tridharma Perguruan Tinggi,” tutur Emil memberikan pesan kepada wisudawan Universitas Bilfath Lamongan yang mendapat tantangan hadapi New Normal Society.