Daerah  

Festival Gunungan 1001 Wingko, Antusiasme Warga Babat Rebut Wingko Babat

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi didampingi Lurah Babat Mohammad Faris Hasbi saat memotong pita penanda dibukanya Festival Gunungan 1001 Wingko di Lapangan Sawonggaling, Kelurahan Babat, Minggu (20/11/2022), Foto : Kusnadi)

NOWTOOLINE, LAMONGAN – Sebanyak 16 (enam belas) pengusaha atau produsen wingko yang ada di Kelurahan Babat, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menyumbangkan makanan khas wingko untuk dibentuk menyerupai gunung dalam Festival Gunungan 1001 Wingko.

Festival ini diselenggarakan dalam rangka untuk memperingati Hari Pahlawan serta menggerakan dan menggairahkan kembali ekonomi lokal terutama seluruh produsen wingko yang ada di Kelurahan Babat dan sekitarnya, setelah 2 (tahun) diterjang pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan oleh Mohammad Faris Hasbi, Lurah Babat, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan usai melaksanakan Festival Gunungan 1001 Wingko di Lapangan Sawonggaling, Minggu (20/11/2022).

“Festival Gunungan 1001 Wingko ini dibentuk dari 1001 wingko dalam ukuran kecil. Wingko tersebut diproduksi oleh 16 produsen wingko yang ada di kelurahan babat dan sekitarnya. Gunungan wingko itu diperebutkan secara gratis,” kata Faris.

Ide atau gagasan terselennggaranya Festival Gunungan 1001 Wingko itu muncul, ungkap Faris, atas tindak lanjut peran Bupati Lamongan Yuhronur Efendi untuk merebut HAKI (Hak Atas Kekayaan Inetelektual) atau mematenkan Wingko.

Lebih lanjut, beber Faris, bahwa Wingko sejatinya berasal dari Kelurahan Babat, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan Jawa Timur ini justru terkenal dan menjadi oleh-oleh andalan di kawasan Semarang Raya.

“Jadi festival ini bagian dari ide ingin menata dan mendata pelaku UMKM. Agar tahu wingko itu bukan dari kabupaten lain. Makanya ini, kami ingin menindak lanjuti peran Pak Yes untuk merebut HAKI atau mematenkan Wingko,” ujarnya.

Faris berharap, para pemangku kebijakan berkenan untuk memperhatikan lagi dengan memberikan fasilitas berupa sentra produksi makanan khas khususnya wingko dan sentra UMKM di Kelurahan Babat.

“Kami berharap Pak Yes memberikan fasilitas atau wadah terutama kepada seluruh produsen wingko. Wadah tersebut adalah sentra produksi wingko,” ucap Faris, Lurah Babat.

Senada dengan yang dissampaikan Lurah Babat, Pak Yes menegaskan, makanan khas wingko itu berasal dari Kecamatan Babat. Ke depan, kata Pak Yes, pihaknya akan berusaha supaya wingko babat ini juga akan dipatenkan.

“Wingko Babat ini juga akan kita HAKI kan, sebagaimana kuliner Soto Lamongan dan yang lain. Karena melihat sejarahnya makanan khas wingko melekat dengan Kecamatan Babat dan Babat ini juga melekat dengan wingko,” ujar Pak Yes.

Seperti diketahui, bahwa terdapat beberapa kuliner di Lamongan telah dipatenkan atau memiliki HAKI yakni Soto Lamongan, Tahu Campur dan Nasi Boranan.

“Untuk upaya ini harus terus kita dorong, supaya akan semakin besar, produktif dan tentu akan bisa mengungkit perekonomian di wilayah Kecamatan Babat khususnya,” katanya.

Ke depan, Pak Yes mengemukakan, Festival Gunungan 1001 Wingko akan dijadikan festival tahunan dan terus didorong supaya lebih besar dan sifatnya lebih nasional.

“Itu kami melihatnya dari antusiasme warga masyarakat setempat saat memperebutkan 1001 wingko. Walaupun setiap hari mereka juga bertemu dengan wingko. Tapi dengan festival ini mereka senang dan merasa bisa ikut terlibat di dalam festival ini,” tuturnya.

Antusiasme masyarakat Kelurahan Babat dan sekitarnya tak terbendung untuk memperebutkan gunungan wingko ketika Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menggunting pita.

Di kesempatan yang sama, Ketua Karang Taruna Kelurahan Babat, sekaligus Ketua Panitia Festival Gunungan 1001 Wingko, Robby mengaku, festival yang menyajikan makanan khas wingko tersebut baru pertama kali diselenggarakan di Lamongan.

“Ini event pertama kalinya, Lamongan gelar Festival Gunungan 1001 Wingko. Melihat antusiasme masyarakat yang luar biasa, Insyaallah akan kita laksanakan di tahun-tahun yang akan datang,” kata Robby.

Festival Gunungan 1001 Wingko juga dibarengi dengan Jalan Sehat dan Bazar UMKM. Diungkapkan Robby, memang terdapat kendala beberapa stand yang kosong karena pelaku UMKM sudah mulai naiknya permintaan produksi wingko.

“Untuk kendalanya ini para pelaku UMKM di hari minggu ini banyak pesanan wingko. Jadi mereka enggan untuk datang. Kami berharap Festival Gunungan 1001 Wingko bisa diselenggarakan di tahun depan, paling tidak jumlah wingkonya lebih dari hari ini,” ucap Robby. (*)