Daerah  

Gapoktan Rojomino Lamongan Lahirkan Inovasi Pupuk Cair Organik

Sekretaris Daerah Kabuapten La.ongan Muhammad Nalikan saat meninjau ke Gudang Gapoktan Rojomino Desa Rejotengah, Kecamatan Deket usai tabur benih bandeng skala umpan, Selasa (8/11/2022), Foto : Kusnadi)

NOWTOOLINE, LAMONGAN – Inovasi membuat pupuk cair organik yang dilakukan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rojomino Desa Rejotengah Kecamatan Deket bisa menjadi salah satu upaya bagi petani tambak setempat untuk tidak bergantung terus-menerus dari pupuk bersubsidi.

Pasalnya, pupuk cair organik yang dinamai Rojomino tersebut bisa dikolaborasikan dengan pupuk subsidi. Karena pupuk cair tersebut bisa mengurai sejumlah media yang merugikan bagi ikan tambak darat.

Tak hanya itu, upaya ini juga menjadi jawaban atas kelangkaan dan dicabutnya pupuk bersubsidi bagi petani tambak di wilayah Kecamatan Deket khususnya Desa Rejotengah di masa musim penghujan.

“Ya, ini salah satu ikhtiar mereka untuk merubah agar ke tidak terlalu bergantung pupuk bersubsidi,” kata Sekdakab Lamongan Muhammad Nalikan usai melakukan Tabur Benih Bandeng Skala Umpan, Selasa (8/11/2022).

Meski sudah ada pupuk cair organik dengan nama Rojomino tersebut, Nalikan mengatakan, tetap diperlukan format dan formulasi lagi agar bisa menjadi yang terbaik.

“Sehingga dengan adanya pupuk cair ini, petani tetap mendapat kesejahteraan dan tanpa harus riibut kaitannya dengan pupuk langka atau dicabut,” ujarnya.

Upaya yang dilakukan Gapoktan Rojomino tersebut patut diapresiasi. Diungkapkan Nalikan, sebelum terciptanya pupuk cair tersebut, Gapoktan Rojomino melakukan studi banding atau belajar ke wilayah Kabupaten Trenggalek.

“Pupuk cair organik ini sudah dipraktekkan petani tambak setempat selama setahun lebih, hasilnya juga bagus. Jadi saya yakin pupuk cair organik ini mampu menjaga kualitas air. Sehingga ikan bisa cepat besar,” ucapnya.

Karena pupuk cair organik ini masih uji coba skala desa setempat, Nalikan mengaku, belum bisa diaplikasikan ke beberapa desa yang lain.

Lebih jauh, disampaikan Nalikan, masih butuh beberapa data, uji lab di Brawijaya dan pengamatan untuk bisa diaplikasikan ke lain desa.

“Kita ingin kedepannya dilakukan penelitian, apa saja kandungan dari Rojomino dan apa saja yang mungkin perlu disempurnakan. Toh, kegiatan ini juga didampingi Prof Maftuh Ahli Perikanan di Indonesia,” katanya.

Nalikan menjelaskan, pupuk bersubsidi akan meninggalkan residu berupa zat kimia yang sulit diurai. Oleh karena itu, dia berharap, hadirnya Rojomino ini bisa menjawab tantangan petani tanbak selama ini.

“Saya ini kan orang Bengawan Jero. Jadi ya paham betul, kalau pakai pupuk kimia pasti residunya sulit terurai. Saya harap budidaya ikan di Lamongan tidak serta merta bergantung dari pupuk bersubsidi. Apalagi kondisi saat ini resesi, bisa-bisa subsidi akan berkurang nantinya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Rejotengah, Mahmudi mengapresiasi inovasi pembuatan pupuk cair organik yang dilakukan oleh sejumlah petani yang tergabung dalam Gapoktan Rojomino.

“Alhamdulillah dengan adanya Rojomino ini, kita tidak kuatir lagi dengan adanya pencabutan pupuk bersubsidi bagi petani tambak,” ucap Mahmudi.

Mahmudi meyakini, pupuk Rojomino tersebut amam diaplikasikan ke tanaman padi. Bahkan bisa ditumpangsarikan dengan budidaya ikan.

“Kalau pakai pupuk bersubsidi yang didominasi dari bahan kimia, tumpangsari padi dengan ikan akan sulit. Karena endapan dari pupuk kimia itu sulit diurai. Sehingga ikan akan mudah mati,” katanya.

Kegiatan pembuatan pupuk Rojomino, jelas Mahmudi, bagian dari program pemberdayaan masyarakat di pemerintahan desanya.

“Setelah ini, kami akan mengusahakan pembuatan makanan untuk ikan. Jadi kedepan, petani tambak Desa Rejotengah tidak perlu lagi membeli pakan pabrikan. Cukup membeli di Gapoktan Rojomino,” ujarnya.

Dikesempatan yang sama, Ketua Gapoktan Rojomino, Padi mengemukakan terciptanya pupuk cair organik tersebut awalnya diinisiasi oleh mantan Kepala Desa (Kades) Rejotengah untuk membuat pupuk cair sekelas EM-4.

Rojomino namanya, ungkap Padi, merupakan pupuk mikrobakteri hasil kreasi penggabungan temuan mantan Kades almarhum Mustaji Subandriyo dengan studi bandinya di Kabupaten Trenggalek.

“Jadi Rojomino ini hasil studi banding kita ke Trenggalek digabungkan dengan kreasi temuan mantan Kades almarhum Mustaji,”ucap Padi.

Padi meyakini, pupuk Rojomino kualitasnya diatas pupuk EM-4. Karena, menurutnya, selain mengandung unsur bakteri pengurai dan bakteri penyubur juga nutrisi makanan yang dibutuhkan ikan tambak darat.

“Ketika diaplikasikan ke tambak, maka akan menumbuhkan plankton yang dibutuhkan ikan. Makanya pupuk Rojomino ini bisa dikategorikan pupuk komplit, karena juga bisa diaplikasikan ke padi atau tanaman,” tuturnya.

Mengenai harga Rojomino, Padi hanya mematok senilai Rp 10 ribu per botol dengan isi 1,5 liter. Diungkapkannya, 1 botol saja, petani tambak bisa menghemat ratusan ribu rupiah untuk membeli pupuk bersubsidi.

“Satu botol Rojomino diaplikasikan ke tambak ukuran 100 RU atau 1.350 m2. Jadi saya rasa, dengan pupuk cair organik ini kita bisa mengatasi regulasi dicabutnya pupuk bersubsidi di Indonesia bagi petani tambak,” ujar Ketua Gapoktan Rojomino Desa Rejotengah. (*)