Daerah  

Kepak Sayap Kebangsaan Haruslah Tetap Dijaga

Banner bergambar Ketua DPR RI Puan Maharani cucu proklamator Ir Soekarno yang sempat roboh akhirnya tetap dijaga oleh dua kader militansi PDI Perjuangan, (Foto : Kolase akun facebook Kang Tholib for NOWTOOLINE)

NOWTOOLINE, LAMONGAN – Siapa yang tidak kenal dengan Ketua DPR RI Puan Maharani, putri dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri yang juga merupakan cucu dari Sang Proklamator Ir. Soekarno. Jadi jiwa kebangsaan dari Mbak Puan tidak bisa dipungkiri lagi dalam mengepakkan sayapnya untuk kemakmuran bangsa Indonesia.

Banner bergambar Mbak Puan yang bertuliskan Kepak Sayap diasosiasikan sebagai burung yang terbang pasti ada kerjasama sayap kiri dan kanan, kepaknya berirama. Seandainya Burung Garuda, disana ada Bhinneka Tunggal Ika. Kebhinnekaan maknanya persatuan yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Bagaimana kebhinnekaan hidup, yakni dengan kerjasama.

Dikutip dari akun facebook Kang Tholib, Minggu (26/9/2021). Sebuah dugaan perbuatan yang bisa dikategorikan termasuk tindakan bengis dan tak bermoral, ketika ada seorang oknum dengan seabrek jabatan begitu teganya membiarkan banner bergambar cucu dari Bapak Bangsa roboh dan dibiarkan begitu saja.

“Sengaja atau memang tidak tahu, banner bergambar Mbak Puan diduga dibiarkan roboh didepan gapura atau pintu masuk Desa Puter, Kecamatan Kembangbahu yang tiap hari dilewati oleh penggede PDI Perjuangan Jawa Timur,” ujar Sastrawan Abdul Muntholib, Minggu (26/9/2021).

Kang Tholib menilai, hati nurani mereka terletak dimana yang telah dibesarkan partai berlambang banteng merah moncong putih. Bahkan, menurutnya, mereka bisa memiliki kemewahan dan segalanya dalam artian bisa dibeli yang diperolehnya dari partai PDI Perjuangan. Kenapa mereka begitu tega, ungkapnya, membiarkan banner Mbak Puan roboh begitu saja.

“Masak ada banner Mbak Puan roboh dibiarkan begitu saja. Seharusnya penggede PDI Perjuangan Jawa Timur itu kan bisa menyuruh orang untuk membenahi banner tersebut,” katanya.

“Tapi ini benar-benar aneh, katanya petugas partai PDI Perjuangan harus tegak lurus. Tegak lurus ke mana ente itu. Waduh bos, ente terlaluuuuuuuu !!!!,” sambungnya.

Untunglah, ucap Kang Tholib, masih ada kader PDI Perjuangan yang militansi tetap terjaga. Sehingga, menurutnya, ideologi kepartaian tetap terpelihara dan sopan santun politiknya masih tetap ada.

“Tanpa pamrih, Sabtu (25/9/2021) malam, Sumantri dan Sundar Priyanto bergerak atas kesadarannya sendiri meluncur ke tempat dimana banner bergambar Mbak Puan roboh. Kemudian banner bergambar Mbak Puan ditegakkan sehingga bisa tetap terjaga oleh dua kader militansi PDI Perjuangan itu,” tutur Kang Tholib.

Sebagai tambahan informasi, bahwa penggede PDI Perjuangan Jawa Timur tersebut memiliki seorang permaisuri yang kecantikannya tak kalah dengan artis papan atas yang tinggal di Desa Puter, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan.

Sementara itu secara terpisah, Sumantri, salah satu kader militansi PDI Perjuangan mengatakan wajib hukumnya menegakkan gambar partai, logo partai atau simbol-simbol kenegaraan termasuk banner bergambar Mbak Puan untuk tetap terjaga.

“Yang menjadi alasan kita, karena merasa sebagai kader partai yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab mendirikan banner bergambar Mbak Puan. Apalagi beliau juga salah satu cucu Sang Proklamator Ir. Soekarno,” ucap Kang Triman sapaan Sumantri.

Selain cucu Sang Proklamator yang tetap melekat di keluarga besar Ibu Megawati Soekarno Putri, kata Kang Triman, Mbak Puan juga selaku Ketua DPR RI yang merupakan simbol negara.

“Kepak sayap kebangsaan haruslah tetap dijaga. Karena beliau sebagai simbol negara sekaligus memiliki benang merah dengan Bapak Bangsa. Jadi menegakkan banner bergambar Puan Maharani sama sekali tidak ada perintah dari siapapun tapi murni tanggung jawab moral sebagai kader PDI Perjuangan,” tutur Kang Triman.

Penulis: AriandaEditor: P Bayu S