News  

Semarak Toleransi di Desa Pancasila, 9 Ogoh-ogoh Ramaikan Pawai Nyepi di Lamongan

Sembilan ogoh-ogoh ramaikan pawai dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi di Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan yabg dikenal sebagai Desa Pancasila, Minggu (10/3/2024), Foto : Arianda)

NOWTOOLINE, LAMONGAN – Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan kembali semarak dengan pawai ogoh-ogoh dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi. Sembilan ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk dan makna menghiasi desa yang dikenal sebagai “Desa Pancasila” ini pada Minggu (10/3/2024).

Semangat Kebersamaan dalam Tradisi Ogoh-ogoh

Tahun ini, terdapat 8 ogoh-ogoh besar dan 1 ogoh-ogoh kecil yang diarak keliling desa. Keunikannya, 4 ogoh-ogoh dibuat oleh umat Hindu di desa ini, sedangkan 4 ogoh-ogoh lainnya merupakan hasil swadaya murni masyarakat Desa Balun dari berbagai agama.

“Tahun ini ada 8 ogoh-ogoh, termasuk yang kecil jadi 9. Kami maklumi kondisi warga yang belum panen, sehingga jumlahnya tidak sebanyak tahun sebelumnya,” ujar Mangku Ngarijo, sesaat sebelum pemberangkatan pawai ogoh-ogoh di Pura Sweta Mahasuci.

Menjaga Keseimbangan Alam dan Diri

Sebelum pawai, umat Hindu di Desa Balun telah mengikuti ritual tawur agung kesanga dan melasti di Tanjung Perak Surabaya. Ritual ini bertujuan untuk menyeimbangkan alam semesta dan membersihkan diri.

Ribuan Warga Antusias Menyaksikan Pawai

Ribuan warga Lamongan memadati Desa Balun untuk menyaksikan pawai ogoh-ogoh yang meriah ini. Mereka ingin melihat pertunjukan budaya dan makna di balik setiap ogoh-ogoh.

“Ingin lihat pawai ogoh-ogoh karena tidak setiap hari ada,” kata Iswati, warga dari Kecamatan Sugio.

Desa Pancasila, Teladan Toleransi dan Kebinekaan

Desa Balun memang pantas dijuluki sebagai “Desa Pancasila”. Masyarakatnya aktif dalam mengamalkan nilai-nilai keberagaman. Pembuatan ogoh-ogoh pun melibatkan umat Hindu, Islam, dan Kristen.

Penulis: AriandaEditor: P Bayu S