Gelar Monev Hibah Internal, Ini yang Diharapkan Litbang Pemas Unisla

Koordinator Litbang Pemas Unisla Abid Muhtarom saat membuka Monev Hibah Internal di Aula Lantai 3 Kampus Hijau, (Foto : Kusnadi)

NOWTOOLINE, LAMONGAN – Universitas Islam Lamongan melalui Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (Litbang Pemas) melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev), Kamis (3/11/2022) dari ratusan laporan (proposal penelitian) yang menerima Hibah Internal.

Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menilai dan mengevaluasi Hibah Internal yang diberikan Kampus Hijau atas penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat dari Dosen maupun mahasiswa Unisla.

Untuk diketahui bersama, Unisla telah mencairkan Rp. 1,2 Miliar dari 160 proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk dosen dan mahasiswa.

Dengan rincian sebagai berikut SKIM atau Penerimaan Hibah Diseminasi Rp 30 juta, Startup Rp 36 juta, Hibah Doktor Rp 44,8 juta, Penelitian Terapan Rp 75, 6 juta serta Penelitian Dasar dan Unggulan Rp 35 juta.

Kemudian penerimaan hibah Penelitian Dosen Pemula senilai Rp 224 juta, Pengabdian Rp 42 juta dan program luaran Rp 515,750 juta. Jadi total anggarannya senilai 1,2 Miliar.

“Ini adalah monev yang kedua. Yang pertama itu saat penerimaan hibah internal. Dan hari ini terdapat 160 laporan yang dievaluasi dan dinilai dari program yang sudah berjalan,” kata Koordinator Litbang Pemas Unisla Abid Muhtarom.

Laporan akhir dari dosen maupun mahasiswa tersebut, jelas Abid, sudah terjilid dengan bukti keuangan, output keluaran dan jurnal HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).

Setelah dilakukannya Monev Hibah Internal ini, ungkap Abid, pihaknya akan membuat infografis mana saja laporan dari doaen maupun mahasiswa yang bisa dikembangkan.

“Kalau seandainya memang nanti bagus untuk dikembangkan, maka dosen atau mahasiswa tersebut akan dipanggil untuk program berkelanjutan. Contohnya, Startup di Desa Wanar Kecamatan Pucuk. Nah, pengabdian masyarakatnya kan bisa ke pakai juga,” ujarnya.

Ada lagi, Abid mengemukakan, Unisla akan mengembangkan Bengawan Solo 360 Derajat pada tahun depan. Artinya Unisla akan membuat jejak dari atau fungsi dan manfaat Bengawan Solo.

“Dengan begitu, kita bisa melihat fungsi Bengawan Solo dari segi pendidikan, anak, segi agama, segi ekonomi dan segi geografi tanah. Ini nanti tidak hanya membuat data saja, tapi juga deskripsinya,” tuturnya.

Penting sekali dilaksanakan monev, disampaikan Abid, selain untuk evaluasi hibah internal tersebut juga kebutuhan akreditasi Unisla. “Contohnya prodi FAI untuk tahun 2023, untuk penelitiannya dari Litbang. Artinya kebutuhan jurnal, HAKI dan luarannya, kita itu berbasis kebutuhan akreditasi,” ucapnya.

Dikatakan Abid, Monev Hibah Internal ini sangat berkaitan dengan Kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Karena, menurutnya, mahasiswa nanti di dalam penelitian diikutsertakan oleh dosennya.

“Jadi MBKM, luarannya penelitian juga bisa dimanfaatkan oleh bagian kemahasiswaan untuk pelaporan. Artinya kebutuhan akreditasi dan Kurikulum MBKM bisa terpenuhi. Kemudian disinkronisasi dengan KKN (kuliah kerja nyata) yang litbang lakukan,” katanya.

Sebagai bahan informasi, Reviewer Hibah Internal terdiri dari 8 dosen Pasca Sarjana yakni Zainal Abidin di Bidang Energi dan Energi Terbarukan, Nur Azizah Affandy di Bidang Kebencanaan, Moch Sa’ad di Bidang Kemaritiman.

Kemudian, Ida Susila, S.ST di Bidang Kesehatan & Obat, Edy Susanto di Bidang Pangan & Pertaman, Ahmad Hanif Fahruddin di Bidang Soshum & Pendidikan, Miftahus Sholihin di Bidang Teknologi Informasi & Komunikast dan Nurul Badriyah di Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Manusia.

Sementara itu, Dosen Fakultas Ekonomi Manajemen Nanto Purnomo saat menjalani Monev Hibah Internal dari laporan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakannya.

“Saya dimonev oleh Bu Nurul Badriyah. “Pengaruh Produk Placement Terhadap Purchase Intention Dimediasi oleh Brand Awarness” adalah judul laporan penelitian saya,” ujar Nanto.

Nanto mengaku, laporan penelitiannya menitikberatkan pada pemasaran produk placement. Dari laporan tersebut, Nanto berharap, nantinya masyarakat bisa memanfaatkannya untuk pengembangan usaha.

“Artinya produk yang dihasilkan masyarakat itu juga bisa diiklankan atau ditempatkan pada suatu acara debat di televisi, podcast melalui youtube lokal atau nasional maupun di sinetron yang ditayangkan di televisi,” ucap Nanto, salah satu dosen yang mengikuti Monev Hibah Internal yang diselenggarakan Unisla melalui Litbang Pemas.