NOWTOOLINE, LAMONGAN – Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nahdlatul Ulama Sunan Drajat Kabupaten Lamongan (MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan) pertama kali menggelar program Tasmi’ Al-Qur’an bagi siswa-siswi akhir jenjang kelas 6 (enam).
Tasmi’ Al-Qur’an juz 1,2,3,4,29 dan 30 ini belum bisa diikuti oleh keseluruhan siswa. Karena kemampuan hafalan siswa MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan yang telah mencapai 4-5 juz bahkan lebih itu hanya belasan anak saja.
“Tasmi’ Al-Qur’an ini baru perdana kita laksanakan. Dan ini, setelah kita memilah anak-anak yang memang capaiannya sudah 4-5 juz. Dari 12 siswa yang ikut, alhamdulilah sebagian besar sudah mampu 6 juz,” kata Muchayum, Kepala MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan, Minggu (11/6/2023).
Meski tasmi’ Al-Qur’an ini bukanlah kurikulum dari Kementerian Agama (Kemenag) RI tapi penyelenggaraan hafalan ini telah melibatkan penguji dari perwakilan RHQ (Rabithah Hamalatil Qur’an) Lamongan.
“Keduabelas siswa tersebar di 3 (tiga) majelis atau ruang kelas dilaksanakannya tasmi’. Satu majelis terdiri 4 siswa dengan pentasmi’ (penguji) dari RHQ Lamongan, hafidz dan hafidzah MI kita serta orangtua wali murid,” ucapnya.
Muchayum mengemukakan, MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan pada tahun kemarin mentargetkan setiap siswa minimal memiliki hafalan juz 30. Namun di tahun ini, setiap siswa yang lulus dari madrasahnya minimal hafalan juz 29 dan juz 30.
“Jadi paling tidak, minimal tiap siswa, saat lulus nanti minimal mampu mencapai hafalan Al-Qur’an juz 29 dan 30. Dari ratusan siswa, saya yakin mampu semua juz 30, kalaupun ada yang tidak mampu itu hanya 1-2 anak yang tidak bisa dipaksakan,” ujarnya.
Setiap kemampuan siswa memang tidak sama, namun MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan telah memiliki pembelajaran Al-Qur’an yang sudah masuk distruktur kurikulum (Intra Kurikuler) untuk mendukung program tasmi’
“Kalaupun ada yang telah mencapai sampai 6 juz tersebut itu bagian dari kemampuan anak dalam menghafal. Serta kemauan dari anak dan dukungan dari orang tua ini dalam mencapai target 6 juz,” tuturnya.
Dari belasan siswa MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan yang mengikuti tasmi’ Al-Qur’an, Muchayum mengungkapkan, sebagian besar adalah siswa-siswi yang masuk dalam progran kelas BCP (Bilingual Class Program).
“Dari 12 siswa yang ikut tasmi’ tadi itu justru dari anak-anak kelas program BCP, sekitar 8 anak. Dan ini kebanggan tersendiri bagi kami, karena mereka bisa membagi waktu,” ucapnya.
Ke depan, Muchayum menyampaikan, Tasmi’ Al-Qur’an di MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan tidak lagi dilaksanakan secara serentak. Tapi akan dibuatkan jadwal secara periodik, sehingga semua siswa bisa mengikuti tasmi’ sesuai pencapaian yang dimilikinya.
“Karena siswa kita jumlahnya banyak, otomatis butuh waktu yang lebih.
Karena 1 juz, estimasinya butuh waktu kurang lebih 30 menit. Jadi kalaupun tasmi’ ini kedepan bisa diikuti semua siswa maka akan kita jadwal secara periodik,” katanya.
Muchayum menambahkan, idealnya pelaksanaan tasmi’ Al-Qur’an itu sebelum munaqosah (ujian) yang kemudian diuji publikkan pada kegiatan khataman imtihah.
Lebih lanjut, Muchayum menjelaskan, sebelum siswa munaqosah Al-Qur’an 1-2 juz, maka terlebih dulu mengikuti tasmi’. Karena hal ini membutuhkan waktu yang ekstra, maka tasmi’ bagi siswa jenjang kelas 6 dirapel sebelum mereka lulus.
“Paling tidak, tasmi’ Al-Qur’an ini menjadi laporan ke orang tua bahwa hafalan anaknya sekian juz. Tapi yang lancar hanya sekian juz. Kedepan program seperti ini akan kita tata lagi dan siswa akan menjalani pra tasmi sebelum munaqosah, Sehingga ketika nanti munaqosah pasti dengan hasil yang terbaik,” tutur Muchayum, Kepala MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan.