News  

Lamongan Megilan, Cerminan Karakter dan Budaya Masyarakat

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengenalkan Lamongan Megilan sebagai cerminan karakter dan budaya masyarakat dalam talk show yang berfokus pada literasi budaya dalam Litfest Brawijaya 2021, Sabtu (6/11/2021), Foto : Prokopim Lamongan for nowtooline)

NOWTOOLINE, LAMONGANCulture value atau nilai budaya Lamongan tercermin dari tagline Kota Soto yakni Lamongan Megilan. Sedangkan megilan sendiri merupakan identitas masyarakat Lamongan yang mencerminkan seluruh karakter dan budaya masyarakat.

Namun untuk memahami literasi budaya dan kewargaan merupakan suatu hal yang sangat penting guna menjaga identitas budaya dan bangsa. Untuk menangkal dampak negatif dari adanya globalisasi, penguatan identitas budaya bangsa. Dan ini sesuatu yang tidak kalah penting.

Hal itu disampaikan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi sebagai salah satu narasumber dalam talk show yang berfokus pada literasi budaya dalam Litfest Brawijaya 2021.

Dalam talk show tersebut hadir juga secara daring, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Ketua Umum Perkumpulan Literasi Indonesia (PLI) Wien Muldian, dan Penulis Wattpad Mariposa Luluk HF.

“Culture Lamongan tercermin dari tagline kita yaitu, Lamongan Megilan. Itu mencerminkan seluruh karakter dan budaya masyarakat. Yang mana megilan ini adalah masyarakat Lamongan yang Mandiri, Elegan, enerGik, Inovatif, Loyalitas, Adaptif, dan Nyaman,” kata Pak Yes, Sabtu (6/11/2021).

Pak Yes juga mengungkapkan, rencananya untuk membuat co-working space, gedung kesenian, juga harapannya untuk menjadikan perpustakaan tidak hanya sebagai tempat baca namun juga dijadikan tempat untuk mengaktualisasikan karya atau bahkan tempat diskusi.

“Saya membayangkan dan memimpikan anak-anak muda bisa berkumpul di co-working space dan berdiskusi dengan sebuah sarana yang disediakan pemerintah daerah. Kita juga akan membangun gedung kesenian Lamongan untuk mereka bisa menampilkan karya-karya mereka,” ujarnya.

Lebih lanjut, jelas Pak Yes, selain sebagai tempat baca kedepannya perpustakaan juga bisa dijadikan tempat mengaktualisasikan karya atau tempat diskusi. “Ini yang kita inginkan, bahwa pemerintah menghubungkan seluruh bentuk-bentuk kesenian dan budaya ini dalam satu tempat,” katanya.

Pak Yes juga mengajak mahasiswa dan seluruh masyarakat untuk mendorong literasi, tidak hanya literasi dalam membaca namun juga literasi bahasa, numerisasi, digital, sains, finansial, khususnya literasi budaya dan kewargaan. Menurutnya, agar terwujudnya literasi budaya melalui komitmen untuk selalu mengkondisikan lingkungan yang membudaya dan  ramah literasi.

“Ke depan tentu dengan adanya arus teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat. Maka sebuah benteng untuk menunjukkan identitas budaya dan bangsa ini sangat diperlukan. Dan itu hanya bisa diperoleh dengan literasi. Literasi tidak hanya membaca, literasi ada 6 terutama literasi budaya dan kewargaan,” ucap Pak Yes saat mengenalkan Lamongan Megilan.