Pemkab Lamongan Gelar Lomba Nembang Macapat Pertama Kali untuk Ngeluri Budaya Jawa

Sri Bawono Kusdi Waluyo, peserta Lomba Nembang Macapat yang berasal dari Kabupaten Jombang di Gedung Pemkab Lamongan Aula Gajah Mada Lantai 7, Sabtu (1/6/2024)

NOWTOOLINE, LAMONGAN – Dalam rangka memperingati Hari Jadi Lamongan (HJL) ke-455 dan melestarikan budaya Jawa, Pemerintah Kabupaten Lamongan (Pemkab Lamongan) menggelar Lomba Nembang Macapat untuk pertama kalinya.

Acara yang diadakan di Aula Gajah Mada Lantai 7, Gedung Pemkab Lamongan ini diikuti oleh 55 peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar lomba ini dapat menjadi agenda tahunan untuk terus dilestarikan di Lamongan.

“Tembang macapat bisa tergerus dengan peradaban dan teknologi yang berubah secara cepat. Oleh karena itu ini harus terus dilestarikan,” ujar Pak Yes, Sabtu (1/6/2024).

Ketua Panitia Lomba Nembang Macapat, Kiyatarto, menjelaskan bahwa para peserta membawakan tembang wajib Dhandhanggulo dengan laras bebas dan tembang pilihan dari sepuluh macam tembang macapat lainnya.

Salah satu peserta, Gito Asmoro dari Desa Wajik, Lamongan, mengapresiasi lomba ini dan berharap dapat membantu melestarikan budaya Jawa.

“Saya sangat bangga Lamongan menyelenggarakan lomba ini. Dengan begitu kita bisa mengeluri budaya jawa agar tidak terlupakan oleh perkembangan jaman,” ucap Gito.

Peserta lain, Sri Bawono Kusdi Waluyo dari Jombang, juga menyampaikan antusiasmenya dan telah mengikuti lomba nembang macapat di dua tempat berbeda.

“Pertama di kota sendiri yang kedua di Kabupaten Lamongan. Saya lebih banyak melatih notasi serta cakepan yang sudah ditentukan panitia,” ujar Sri.

Lomba Nembang Macapat ini merupakan langkah positif dari Pemkab Lamongan untuk melestarikan budaya Jawa dan menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya lokal.

Penulis: KusnadiEditor: P Bayu S