NOWTOOLINE, LAMONGAN – Pelatihan peningkatan kapasitas dan kapabilitas bagi pendamping desa diharapkan bisa berseiring dengan 11 program prioritas Pemerintah Kabupaten Lamongan (Pemkab Lamongan).
Untuk itu, Pemkab Lamongan memfasilitasi pelatihan peningkatan kemampuan pendamping desa yang diinisiasi Asosiasi Pegiat Desa Indonesia (APDI) secara mandiri di Gedung Gajah Mada, lantai 7 Pemkab Lamongan, Selasa (9/8/2022).
“Tentunya kami berharap peningkatan kapasitas mereka bisa berseiring, berkolaborasi dan selaras dengan 11 program prioritas Pemkab Lamongan,” kata Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat membuka pelatihan yang diikuti 180 pendamping desa.
Sehingga program yang dikembangkannya bisa dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Lamongan. Termasuk di dalamnya, menurut Pak Yes, Desa Berjaya dengan memberikan Dana Dusun bagi setiap desa.
Diungkapkannya, saat ini Dana Dusun masih senilai Rp 35 juta, namun kedepan dana tersebut lebih dari yang diterima sekarang. Seperti Dana Desa tidak dimulai dari satu miliar, tapi dimulai dari 250 juta.
“Nah, dana desa bisa terus meningkat seiring dengan kemampuan fiskal pemerintah daerah. Begitu juga dengan dana dusun, nantinya juga sepeti itu,” ujarnya.
Untuk mencapai Desa Berjaya sesuai program prioritas yang tertuang dalam RPJMD 2021-2026, ungkap Pak Yes, seluruh desa harus berstatus Desa Mandiri.
“Nah, saat ini desa yang berstatus Desa Mandiri telah melampaui target yakni 97. Padahal target di dalam RPJMD hanya 84 desa,” tuturnya.
Kenapa desa itu memiliki status Desa Berkembang, Maju dan Mandiri. Karena, menurut Pak Yes, terdapat 695 indikator yang digunakan untuk menentukan status desa.
“Aljamdulillah, tahun ini sudah melampaui dari target yang kita harapkan. Insya Allah 4 tahun lagi di akhir tahun RPJMD bisa menjadi sesuai dengan target yang kita harapkan,” ucap Pak Yes.
Sementara, Ketua APDI Lamongan Iskandar NH mengatakan tujuan dilaksanakannya pelatihan tersebut adalah perubahan citra diri pendamping desa agar terdorong untuk mengakselerasi kegiatan tidak bersifat akademik dan administratif saja.
“Kami berharap mereka betul-betul mampu mentransfer ide melalui pendekatan dengan tokoh dan kelompok masyarkaat sosial di desa. Nah, salah satu toolnya (alat) dengan SDGs Desa dengan menggunakan kearifan dan dinamika lokal,” ujar Iskandar.
Iskandar yang juga selaku Koordinator Tenaga Ahli Pendamping Desa Kabupaten Lamongan menjelaskan, materi pelatihan peningkatan kapasitas adalah citra diri perubahan perilaku pendamping desa. Yang kedua membaca dashboardnya SDGs Desa.
“Jadi seluruh desa itu mempunyai admin desa dan ada enumeratur desa. Kami ingin ada daulat data desa, makanya jargon kita “serahkan desa, desa bisa”. Dan untuk materi yang ketiga adalah PKT Desa,” kata Iskandar seraya berharap pelatihan peningkatan pendamping desa bisa selaras dengan 11 program prioritas Pemkab Lamogan.