Program 100 Hari Kerja Bukan Perintah Khusus, Tapi Bersifat Orientasi Rencana Pembangunan

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat memaparkan capaian program 100 hari kerja di Pendopo Lokatantra, (Foto : Prokopim Lamongan/NOWTOOLINE).

NOWTOOLINE, LAMONGAN – Bupati Lamongan Yuhronur Effendi menuturkan, menjalankan program 100 hari kerja hanyalah kelaziman yang dilakukan Kepala Negara, Kepala Daerah atau Pimpinan Daerah. Menurutnya, lebih bersifat orientasi untuk pemetaan dan mapping rencana pembangunan.

“Jadi tidak ada peraturan perundang-perundangan atau perintah khusus bagi Kepala Daerah untuk melaksanakan program 100 kerja. Namun program ini diutamakan bagi yang pertama kali menjabat sebagai Kepala Daerah,” ujar Yuhronur Efendi memaparkan capaian Program 100 hari kerjanya di Pendopo Lokatantra, Selasa (08/06/2021).

Pak Yes sapaan Yuhronur Efendi menjelaskan, program kerja ini sifatnya sebagai orientasi sekaligus melakukan pemetaan yang telah dilakukannya serta mapping rencana pembangunan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

“Program ini sifatnya bukan untuk menyelesaikan seluruh persoalan. Melainkan sebagai wahana untuk menyamakan visi dan misi serta memetakan mana yang harus dilakukan dalam waktu dekat dan sebagainya,” katanya.

Dalam program tersebut, ungkap Pak Yes, dirinya bersama Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf membuat 5 fokus dalam capaian selama 100 hari kerja diantara Peningkatan infrastruktur yakni jalan kabupaten dan poros desa, pengggulangan banjir, penanganan pandemi, pemulihan ekonomi melalui penguatan atau kebangkitan UMKM, Peningkatan Layanan Pendidikan dan  Perbaikan Layanan Kesehatan serta Perbaikan layanan publik via digitalisasi pemerintah.

“Dari 5 fokus program 100 hari kerja terdapat 2 fokus utama yakni, penanganan pandemi Covid-19 dan peningkatan layanan publik melalui digitalisasi pemerintah,” akunya.

Untuk capaian penanganan pendemi Covid-19, Pak Yes mengaku, telah melakukan berbagai upaya penguatan pencegahan diantaranya, vaksinasi, PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat), operasi penegakan protokol kesehatan (prokes).

“Vaksinasi berjalan dengan baik dan lancar sebanyak 65 ribu sasaran orang. Sedangkan untuk penegakan prokes tim gabungan telah menertibkan 302.850 jumlah pelanggar. Himbauan juga kita sampaikan kepada masyarakat agar selalu mematuhi prokes,” ucapnya.

Ditengah masa pandemi program sekolah tangguh, ungkap Pak Yes, sebagai salah satu upaya bagaimana memberikan pelayanan kualitas pendidikan.

“Sehingga terciptanya pola pendidikan yang menyesuaikan mekanisme dan perilaku tata cara selama masa pandemi. Sedangkan untuk peningkatan pelayanan kesehatan, yang terakhir kita telah luncurkan home care service untuk mendekatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat,” tuturnya.

Gerakan Ayo Beli Produk Lamongan, terang Pak Yes, merupakan gerakan pemulihan ekonomi sekaligus kebangkitan UMKM baik melalui secara online maupun offline sebagai saluran pemasarannya.

“Masyarakat bisa berbelanja melalui POL (Pasar Online Lamongan) dan Lala (Lapak Lamongan). Sedangkan untuk offline, kita telah menggalakkan taman-taman tematik,” akunya.

Untuk memudahkan layanan kepada masyarakat melalui digitalisasi pemerintahan, Pak Yes mengatakan, telah meluncurkan berbagai aplikasi. “Ada Digital Signature (Tanda TanganElektronik), SiOPAH, Program 3 in 1, iLamongan, SIPPOMA, dan LAPOR Pak Yes. Kembali saya tekankan bahwa program 100 kerja hanyalah kelaziman bersifat orientasi untuk pemetaan dan mapping yang nantinya kita tuangkan dalam rencana pembangunan atau RPJMD,” ujar Bupati Lamongan Yuhronur Effendi. ()