NOWTOOLINE, LAMONGAN – Tempat berteduh yang paling teduh bukan lagi pohon rindang bagi para koruptor. Bukan pula ruang-ruang sejuk penuh aroma wewangian. Tapi mereka berlindung dibawah ketiak para pemangku kebijakan.
Dikutip dari akun Facebook Kang Tholib tertanggal 21 September 2021 memiliki nama asli Abdul Muntholib salah satu Sastrawan Kabupaten Lamongan saat ini gemar menyoroti polemik yang terjadi di Kota Soto.
“Betapa susah dan cemasnya menjadi koruptor. Kemana pun pergi melangkah, rompi orange dibayang-bayangi selalu hadir membersamai disetiap jejak kaki,” ujar Tholib.
Seribu cara dilakukan, ungkap Tholib, dengan melakukan anjang sana sudah dicoba tapi tak ada sedikitpun yang bisa menentramkan hati sebagai sang koruptor. “Dana milyaran pun sudah terlanjur menguap. Sogok sana, sogok sini,” katanya.
Salah satu contohnya di sepanjang Jalan Raya Sugio Lamongan tepatnya di wilayah Desa Plembon Kecamatan Sukodadi sudah terlihat berderet-deret pasukan menjadi anjing pelacak yang sudah sangat terlatih.
“Anjing-anjing pelacak ini tak mau kehilangan jejak. Tulang bekas bangkai yang berserakan terus dikumpulkan,” ucapnya.
“Namun semua tak ada gunanya kawan. Pastikan dan catat baik-baik sesumbarmu adalah nyanyian terindah yang pernah kudengar sepanjang hidup,” sambungnya.
Semakin lantang sesumbar para koruptor, kata Tholib, maka semakin tertantang untuk membuktikan setangguh apa mereka. Diungkapkanya, bahwa Ibu Megawati Soekarno Putri pernah berkata telah muak dengan anak-anaknya (petugas partai) jika hanya sibuk memperkaya diri dengan cara menjadi maling.
“Om Jokowi pun, nyatakan perang melawan korupsi, Om Firlli pun sudah igit_igit pengen ngopi di Lamongan. Jangan bermimpi, Bambang Trihatmodjo anak mantan Presiden RI yang berkuasa 32 tahun saja disikat sama Om Jokowi,” tutur Kang Tholib di akun Facebooknya yang menyoroti para koruptor.