ODO RSUD Ngimbang Tetap Berinovasi dan Mengikuti KIPP di Masa Pandemi Covid-19

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat memaparkan Ojek Darah Online (ODO) pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) TOP 15 Kategori Replikasi secara daring di ruang Command Center pada Rabu (07/07/2021), Fotro : Prokopim/NowTOOLine)

NOWTOOLINE, LAMONGAN – Ojek Darah Online (ODO) adalah sebuah inovasi dari RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan untuk menjawab permasalahan distribusi darah untuk menyelematkan nyawa pasien. Di tengah pandemi Covid-19, ODO kembali mengikuti Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP).

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menjelaskan, ODO memberikan kepastian pelayanan ketersediaan darah, sehingga proses distribusi darah terasa lebih cepat karena dilengkapi aplikasi GPS live 360.

“Inovasi ODO memanfaatkan teknologi GPS sehingga dapat memudahkan untuk melacak distribusi darah secara real time,” kata Yuhronur Efendi saat Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) TOP 15 Kategori Replikasi secara daring di ruang Command Center pada Rabu (07/07/2021).

Pak Yes sapaan Yuhronur Efendi mengungkapkan, inovasi ODO dari RSUD Ngimbang diikutkan kompetisi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini untuk memperebutkan juara 5 besar nasional.

“Ojek darah online adalah jawaban dari tuntutan masyarakat dalam bidang kesehatan sebagai wujud peningkatan kualitas pelayanan publik di Kabupaten Lamongan. Selain itu juga untuk memberantas percaloan darah yang melibatkan pemberdayaan masyarakat lokal dengan kendali di bawah RS,” ujar Pak Yes.

Di Lamongan telah terjadi peningkatan grafik pengguna ODO, aku Pak Yes, dari 30 persen menjadi 97 persen di semester kedua tahun 2020. Sedangkan, menurutnya, distribusi darah secara mandiri yang turun dari 70 persen menjadi 3 persen setelah adanya inovasi ODO.

“Sehingga peningkatan indeks kepuasan masyarakat (IKM) pada semester 1 tahun 2020 pada RSUD Ngimbang mencapai 81,05 dan pada semester 2 tahun 2020 meningkat mencapai 82,21,” akunya.

Adanya inovasi ODO, ungkap Pak Yes, rata-rata pendapatan tukang ojek lokal juga turut meningkat, yakni dari Rp 829.200 menjadi 2 juta lebih setelah adanya ODO.

“Tak hanya itu resiko darah rusak juga dapat diminamalisir dengan penggunaan jasa ODO. Karena penyediaan fasilitas cool box (box simpan sesuai standart) dalam pengiriman,” ucapnya.

Pak Yes juga memaparkan, saat ini RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan telah mengembangkan inovasi dan rencana replikasi dari ODO  berupa TIPO (Titip pengambilan Obat) dan SWAB GO yang memberi pelayanan berupa pengantaran Sample Swab Covid-19 ke RSUD dr. Soegiri dan Laboratorium Kesehatan di Kota Surabaya.

“Inovasi ODO tidak berhenti disini, kami juga telah merencanakan pengembangan inovasi dan rencana replikasi dari ODO. Ada TIPO dan SWAB GO. Kedepannya, PMI juga akan mereplikasi inovasi ini melibatkan ojek konvensional dalam pendistribusian darah,” kata Pak Yes dihadapan 10 anggota Tim Panel Independen (TPI) KIPP 2021 yang diketuai oleh Prof. Dr. JB. Kristiadi.

Sebelumnya, inovasi ODO dari RSUD Ngimbang ini telah mengikuti Kompetisi serupa tingkat Propinsi Jawa Timur di Tahun 2020 dengan predikat TOP 25. Dan saat ini ODO mengikuti Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) untuk memperebutkan juara 5 besar nasional. ()